Selasa, 02 November 2010

awal munculnya bronze saint


Yomigaere! Eiyû Densetsu
(Bangkitlah! Legenda Pahlawan)
Teks & gambar: Inoran
[Graude Colosseo]
Tengah berlangsung Galaxian Wars, ajang pertarungan antar-saint yang menyediakan hadiah utama berupa Gold Cloth. Di arena Unicorn Jabu sedang berhadapan dengan Lionet Ban. Jabu tampak terdesak, namun akhirnya ia berhasil bangkit kembali dan berbalik mendesak Ban.

[Sanctuary]
Kyôkô (Paus) memimpin dimulainya pertarungan antara Casios dan Seiya yang memperebutkan Pegasus Cloth. Casios dengan mudah mempermainkan Seiya yang tubuhnya jauh lebih kecil dibanding dirinya. Tapi di luar dugaan semua orang, Seiya memutuskan telinga kiri Casios. Casios tak percaya Seiya mampu berbuat itu karena selama ini dialah yang selalu membulan-bulani Seiya sampai babak-belur.

Seiya teringat ajaran Marin, gurunya, tentang 'uchû' (universe) dan 'cosmo'. Dengan segenap tenaganya, ia mengerahkan tinjunya, "PEGASUS RYÛSEI KEN!!!" Casios roboh. Kyôkô mengumumkan Seiya sebagai pemenang dan berhak mendapatkan Pegasus Cloth. Seiya sangat gembira. Ia meloncat-loncat, memeluk kotak cloth. Di tengah-tengah penonton, tampak Shaina, guru Casios, sangat geram. Ia tak bisa menerima muridnya bisa kalah dari Seiya.

Malam harinya, Marin menyuruh Seiya lari dari Sanctuary. Di tengah jalan mereka dicegat Shaina. Marin berkata bahwa Seiya harus bertarung dengan Shaina sebelum kembali ke Jepang.
Tapi Seiya tak berdaya. Thunder Claw Shaina melukainya berulang-ulang, sementara Pegasus Ryûsei Ken-nya sama sekali tak mempan pada Shaina.

Maka Seiya mengenakan Pegasus Cloth. Pancaran energi Seiya memang mampu membuat Shaina terluka, tapi tetap saja Seiya tak mampu berbuat banyak dalam menghadapi Shaina. Di tengah-tengah deraan Shaina, Seiya bertanya-tanya, "Mengapa cloth tidak membantu?" Marin menjawab bahwa yang terpenting bukanlah cloth, melainkan energi inti dari tiap jurus yang dikeluarkan. Sementara itu, beberapa anggota pasukan datang. Mereka asyik menghajar Seiya yang sudah babak-belur terkena pukulan Shaina. Namun Seiya bangkit dan kembali melepaskan Pegasus Ryûsei Ken. Kekuatan jurus Seiya itu sangat hebat, sampai-sampai menghancurkan topeng yang menutupi wajah Shaina. Seiya tersenyum melihatnya. "Shaina-san, kau lebih cantik kalau tidak pakai topeng lho!" kata Seiya sebelum pergi bersama Marin.
Moero! Pegasasu Ryûsei Ken
(Kobarkan! Tinju Meteor Pegasus)
Teks & gambar: Inoran
[Graude Colosseo]
Pertarungan antara Jabu dan Ban masih berlangsung. Setelah melalui pertempuran yang sengit, Jabu berhasil keluar sebagai juara dan berhak maju ke babak selanjutnya.

[Kido Mansion]
Seiya yang baru kembali dari Sanctuary datang. Saori menyambutnya dan menawarinya untuk ikut serta dalam Galaxian Wars: ajang pertarungan yang akan diikuti oleh 10 orang saint. Seiya menjawab bahwa ia tidak tertarik dengan pertarungan itu. Tujuannya datang ke Kido Mansion adalah untuk menemui Kido Mitsumasa, kakek Saori. "Kakek sudah meninggal," kata Saori, lirih. Seiya terbelalak. "Dengar ya," kata Seiya kepada Saori dengan ketus, "dulu kakekmu berjanji padaku bahwa jika aku berhasil dalam latihanku, aku bisa bertemu kembali dengan neesan (kakak perempuan). Nah, aku sudah mendapatkan cloth. Sekarang, mana neesan?"

Belum sempat Saori menjawab, Jabu muncul. "Aku sudah menjadi Unicorn Saint. Ikutlah dalam Galaxian Wars!" bujuk Jabu. Seiya menanggapinya dengan sinis, "Apa kau sudah lupa dengan kelakuan perempuan ini waktu kita kecil dulu?" katanya. Dahulu, Saori sangat semena-mena terhadap anak-anak yatim-piatu yang dikumpulkan kakeknya. Jabu termasuk yang paling sering dijahatinya. Seiya tidak mengerti mengapa Jabu kini justru membela Saori.

Setelah Seiya berdebat dengan Jabu, Saori berkata kepada Seiya bahwa ia tak tahu dimana kakak Seiya berada. "Ia menghilang di hari yang sama ketika kau pergi. Tak seorang pun berhasil menemukannya." Seiya tertegun mendengarnya. "Kalau begitu, akan kucari dia, di mana pun dia berada!" seru Seiya sambil beranjak pergi. "Dunia ini begitu luas. Kau takkan mampu mencarinya seorang diri," kata Saori. "Kalau kau menjadi juara dalam Galaxian Wars, Graude Foundation akan membiayai perjalananmu." Seiya sangat tersinggung mendengar ucapan Saori. Ia langsung pergi dengan geram.

[Hoshi no Ko Gakuen]
Seiya menemui teman kecilnya, Miho. "Benarkah kau tak tahu dimana neesan berada?" tanya Seiya. Miho menggeleng sedih. Seiya makin putus asa. "Jika Miho-chan saja tidak tahu, apalagi orang lain." Miho berusaha menghibur Seiya. "Jika kau ikut Galaxian Wars, mungkin saja neesan akan melihatmu," katanya. Setelah merenung, Seiya merasa bahwa perkataan Miho ada benarnya.

[Graude Colosseo]
Di babak pertama Galaxian Wars, Seiya berkesempatan melawan Bear Geki. Kekuatan pukulan Seiya bernilai 1375 KGW, namun pukulan Geki lebih kuat lagi: 1403 KGW. Walau demikian, Seiya masih mampu berdiri. Geki langsung menyambar kepala Seiya dan mencekiknya: 1878 KGW. Geki berkata bahwa ia terlatih melawan beruang di Rocky Mountains: 1900 KGW. Cekikan Geki amat kuat. Seiya meronta-ronta, "Neesaaaaannn!!!" 1940 KGW. Seiya tak bergerak lagi. Miho yang menyaksikan lewat televisi sangat panik. Di tengah-tengah kesadaran yang makin menghilang, Seiya teringat akan apa yang diajarkan Marin. 3000 KGW. Para penonton mengira bahwa Seiya sudah tamat riwayatnya. Tapi Seiya kembali meronta. Ia mencengkeram kedua tangan Geki yang mencekik lehernya. Cloth yang melindungi tangan Geki retak dan hancur! Belum hilang rasa terkejut Geki, Seiya melepaskan tendangannya. Seisi Colosseo sepi. Tiba-tiba papan pengumuman menyatakan Seiya sebagai pemenang. Para penonton masih belum mengerti apa yang terjadi ketika tiba-tiba seluruh cloth Geki hancur berkeping-keping.

Kigunasu! Hyôgen no Senshi
(Cygnus! Pendekar dari Padang Es)
Teks & gambar: Inoran
[Yacht House]
Miho dan beberapa anak dari Hoshi no Ko Gakuen tengah menanti Seiya. Mereka telah menyiapkan sebuah kamar di Yacht House sebagai tempat tinggal baru Seiya yang baru pulang dari latihan di Yunani.

[Kido Mansion]
Saori sedang berpikir tentang Phoenix dan Cygnus. Dari 10 peserta Galaxian Wars, tinggal mereka berdua yang belum muncul. Tapi Tatsumi pun tak bisa menebak siapa keduanya.

[Siberia Timur]
Seorang pemuda dengan mawar merah di bibir menghancurkan es dan terjun ke lautan di bawahnya. Ada kapal karam di dasar laut dan si pemuda masuk ke salah satu ruangan. Ada tubuh seorang perempuan terbaring. Pemuda tadi meletakkan mawar yang dibawanya di telinga perempuan tadi. "Mama, Hyôga akan pergi ke Tôkyô untuk bertarung. Jangan sedih, Ma. Hyôga berjanji akan segera kembali begitu pertarungannya selesai," kata pemuda bernama Hyôga itu sambil meneteskan air mata.

Pemuda itu kembali ke daratan es. Seorang anak kecil bernama Yakov datang. "Tidak apa-apa, Hyôga. Mama pasti mengerti alasan kepergianmu. Kami penduduk desa Kohotek ini akan menjaga Mamamu selama kau pergi," hibur Yakov.

Hyôga lalu berdiri menghadapi tebing es. Ia menyalakan cosmo lalu meninju tebing itu. Es-es berjatuhan, kemudian tampaklah kotak Cygnus Cloth. Kotak itu terbuka, dan Cygnus Cloth terurai, menyatu di tubuh Hyôga.

[Graude Colosseo]
Pertarungan selanjutnya adalah Cygnus Hyôga melawan Hydra Ichi. Serangan Ichi dapat mendesak Hyôga. Walau akhirnya Hyôga mampu menahan tangan Ichi, tiba-tiba tiga buah cakar muncul dari ujung tangan Hydra Cloth, mengenai tangan Hyôga. Ichi melepaskan pukulan, dan kembali menancapkan cakarnya, kali ini di dada Hyôga. Hyôga langsung mencengkeram tangan Ichi. Tangan Hyôga mengeluarkan suhu dingin sampai -100°. Ichi memberontak dan melepaskan diri, lalu mengeluarkan cakarnya, mengenai wajah Hyôga. Hyôga menyalakan cosmo-nya yang menghasilkan kristal salju lalu melepaskan jurus Diamond Dust. Hydra Cloth hancur dan Hyôga memenangkan pertarungan.
Doragon! Muteki no Ken to Tate
(Dragon! Tinju dan Perisai yang Tiada Tandingannya)
Teks & gambar: Inoran
[Graude Colosseo]
Galaxian Wars dilanjutkan dengan menampilkan pertarungan antara Seiya dan Dragon Shiryû. Kemampuan mereka tampak seimbang sampai akhirnya Shiryû memukul telak Seiya pada perutnya. Mulut Seiya mengeluarkan darah. Shiryû lalu mengeluarkan jurus andalannya, Rozan Shô Ryû Ha. Seiya terkapar, namun masih sanggup berdiri, bahkan balas melepaskan Pegasus Ryûsei Ken.

Tapi Shiryû dapat membendungnya hanya dengan perisai yang terdapat di tangan kirinya. "Ini bukan perisai biasa, tapi Dragon no Tate (Perisai Naga) yang sangat kuat. Kau takkan bisa mengalahkanku selama perisai ini masih ada," kata Shiryû.

Kemudian Shiryû melepaskan tinju. Tinjû Shiryu sangat kuat sampai-sampai menghancurkan left arm shield (pelindung tangan sebelah kiri) dari cloth Seiya. Seiya sendiri terlempar dan terkapar di lantai arena. Namun ia masih saja bisa berdiri lagi. Setelah mengumpulkan tenaga, Seiya berlari ke arah Shiryû sambil melepaskan pukulan. Pergerakannya sangat cepat, sehingga penonton tak bisa melihat apa yang terjadi. Tahu-tahu saja mereka semua, termasuk Jabu dan peserta lainnya, terkejut melihat bahwa perisai Shiryû sudah hancur lebur! Panitia pun memutuskan untuk menayangkan rekaman pertandingan secara slow motion.

Ternyata Seiya membenturkan mahkota cloth-nya ke perisai Shiryû. Shiryû dengan segera melancarkan tangan kanannya untuk menghajar kepala Seiya. Tapi Seiya menghindar secepat kilat sehingga tinju Shiryû yang sangat kuat itu mengenai perisainya sendiri dan menghancurkannya.

Seiya terengah-engah karena kehabisan tenaga. Namun bayangan kakaknya, Marin, dan Miho membangkitkan semangatnya.

Shiryû yang akhirnya menyadari apa yang terjadi kini melepaskan Dragon Cloth dari tubuhnya. Seiya mengikuti apa yang dilakukan Shiryu. Kini mereka berdua saling berhadapan tanpa cloth di tubuh. Andromeda Shun mendekati arena sambil berseru, "Cloth adalah pelindung tubuh. Kalau kalian bertarung tanpa mengenakan cloth, kalian bisa mati!" Tapi Jabu berkata bahwa kedua orang di atas arena itu kini akan bertarung dengan sungguh-sungguh, bukan sekedar untuk jadi juara Galaxian Wars. Jadi, mereka tak peduli walau tak mengenakan cloth. Seakan membenarkan kata-kata Jabu, Shiryû berseru kepada Seiya, "Ini adalah pertarungan sebagai laki-laki, bukan demi Gold Cloth!"

Kiseki no Fukkatsu! Yûjô no Kosumo
(Bangkitnya Keajaiban! Cosmo Persahabatan)
Teks & gambar: Inoran
[Graude Colosseo]
Pertarungan antara Seiya dan Shiryû kini berubah menjadi pertarungan yang sesungguhnya. Tanpa cloth di tubuh, keduanya berhadapan, memulai duel sebagai laki-laki. Shiryû terlebih dulu membuka serangan, lalu melancarkan tinju dan tendangan. Seiya menahannya. Keduanya saling mencengkeram tangan lawan. Papan statistik menunjukkan bahwa cengkeraman tangan Seiya berdaya 625 KGW, sedangkan Shiryû 843 KGW. Seiya berusaha menendang Shiryû kemudian melepaskan Pegasus Ryûsei Ken, tapi semua meteor pegasus dari tinju Seiya berhasil dielakkan Shiryû dengan mudah. Shiryû lalu ganti hendak melepaskan Rozan Shô Ryû Ha, tapi belum sempat pukulannya keluar, tiba-tiba ia terjerembab. Rupanya satu meteor berhasil mengenai perutnya. Melihatnya, semangat Seiya muncul lagi. Ia kembali melepaskan Pegasus Ryûsei Ken. Lagi-lagi Shiryû menghindar, tapi ia pun terjerembab lagi.

[Gorôhô]
Ketika Shiryû masih dalam masa latihan, gurunya, Rôshi, mengingatkannya tentang kelemahan jurusnya. "Rozan Shô Ryû Ha-mu memang hampir tiada tandingannya, Shiryû. Tapi kau harus ingat bahwa tato naga yang muncul di punggungmu setiap kali kau meningkatkan cosmo untuk melepaskan jurus itu mempunyai kelemahan pada cakarnya, yang berada tepat di bagian jantungmu," kata Rôshi. "Kalau bagian itu dipukul, kau akan mati."

[Graude Colosseo]
Shiryû membuka jurus Rozan Shô Ryû Ha. Seiya mengamati pergerakan tangan Shiryû. Ternyata ia telah mengetahui kelemahan jurus Shiryû itu. Shiryû melepaskan jurus, Seiya membalas. Penonton menahan napas. Tinju Shiryû mengenai muka Seiya, sementara pukulan Seiya mendarat di dada kiri Shiryû.
Shiryû terlempar keluar arena sedangkan tubuh Seiya tersangkut rantai pembatas. Pertarungan dinyatakan berakhir untuk kemenangan Seiya. Penonton bersorak-sorak. Seiya menyambut dengan senyum lebar, tapi tahu-tahu ia tersungkur. Saori langsung memerintahkan Tatsumi agar memanggil dokter.

Shiryû dinyatakan sekarat. Dokter hampir tak bisa mendeteksi detak jantungnya. Shunrei, pacar Shiryû, segera mengejar Seiya yang sedang ditandu keluar gedung. "Tolong, selamatkan Shiryû. Pukullah dia di bagian tadi, namun pada sisi sebaliknya. Kalau tidak, Shiryû bisa mati," Shunrei memohon-mohon pada Seiya. Dokter yang membawa Seiya menyuruh agar Shunrei tidak mengganggu Seiya karena keadaannya tak memungkinkan. Tapi Seiya dengan suara pelan berkata bahwa ia akan menolong Shiryû.

Shun berinisiatif memanggul Shiryû. Tato naga di punggung Shiryû makin pudar. Seiya berkonsentrasi agar bisa memukul dengan tepat, tapi karena tubuhnya sudah sangat lemas, ia terjatuh. Tiba-tiba Makoto, seorang anak dari Hoshi no Ko Gakuen yang ikut menonton, meloncat berdiri dan berteriak-teriak, "Seiya niichan, gambare! (Abang Seiya, berjuanglah!)" Teriakan Makoto diikuti kedua temannya yang juga ada di situ, dan akhirnya seisi Colosseo, juga Miho, berteriak-teriak menyemangati Seiya. Semangat Seiya bangkit lagi. Ia memusatkan konsentrasi lalu melancarkan pukulan. Tepat sebelum tato naga menghilang, tinju Seiya mengenai punggung Shiryû dengan keras, sampai-sampai Shiryû dan Shun terlempar. Semua orang menahan napas. Shun tersenyum, "Selamat, Seiya-kun. Jantung Shiryû telah berdetak kembali." Bersamaan dengan itu tato naga kembali tercetak dengan jelas di punggung Shiryû. Sorak-sorai penonton pecah seketika. Di sebuah layar yang dipasang di luar Colosseo terpampang tulisan, "DRAGON SAVED!" (Dragon Tertolong!)
Fenikkusu! Jigoku wo Mita Senshi
(Phoenix! Ksatria yang Melihat Neraka)
Teks & gambar: Inoran
[Graude Treatment Center]
Shiryû dan Shunrei mengunjungi Seiya di kamarnya. "Tinggal Phoenix yang belum muncul. Kira-kira, siapa dia, ya?" kata Shiryû.

[Graude Colosseo]
Atap Colosseo tahu-tahu menutup. Penonton melihat Shun berlari ke arena sambil memanggil Andromeda Cloth, diikuti Jabu yang berseru memanggil Unicorn Cloth. Duel selanjutnya: Andromeda Shun vs. Unicorn Jabu!

"Kamu masih nggak suka bertarung, Shun? Jadi, buat apa kamu ikut Galaxian Wars?" tanya Jabu setengah mengejek. "Kamu sendiri ikut demi apa?" balas Shun. Jabu langsung melancarkan serangan, tapi Shun menghindarinya dengan mudah. Shun menyebar rantainya di lantai sehingga membentuk lingkaran dengan dia berada di tengah-tengah. Jabu berlari memasuki lingkaran rantai untuk memukul Shun. Shun menarik rantainya.
Untaian-untaian rantai menyerang Jabu, sampai-sampai Saori sendiri tak berani melihat.

[Graude Treatment Center]
Seiya dan Shiryû masih membahas soal Phoenix. "Masa sih orang itu?" seru Seiya. "Segala kemungkinan ada saja," jawab Shiryû. "Jadi, dia kembali dari neraka?" tanya Seiya lagi. Tak lama kemudian, Miho, Shunrei, dan anak-anak kembali ke kamar. Namun mereka mendapati bahwa Seiya dan Shiryû sudah tak ada di situ lagi.

[Graude Colosseo]
Jabu meloncat tinggi. Ia hendak menyerang Shun dari atas. Tapi rantai Shun rupanya betul-betul tangguh. Ia menyambut Jabu dari bawah. Jabu terkapar lagi, dan Shun memperoleh satu angka. Tiba-tiba rantai Shun bergerak sendiri, mengeja kata AXIA. Saat Shun masih bingung dengan kata itu, Jabu menarik rantainya. Tapi rantai Shun menyengatnya tanpa ampun. Musuh Shun takkan bisa menggunakan rantai itu. Rantai Shun kembali bergerak-gerak. Setelah beberapa saat, ia berhenti, namun sedetik kemudian ia bergelombang. Shun pun menyadari bahwa rantainya mendeteksi adanya musuh di situ.

Tiba-tiba kotak Gold Cloth terbuka. Dari dalamnya muncul seseorang. Panitia menyalakan lampu. Rupanya Phoenix sudah datang! Penonton berseru-seru mengelukannya. Tapi Phoenix berbalik dan menaruh sebelah kakinya di atas kotak. Seketika terasa hawa jahat memancar dari tubuh Phoenix. Gerakan rantai Shun makin menggila, lalu ia melesat ke arah Phoenix. Shiryû yang telah tiba bersama Seiya langsung berteriak, "Shun! Phoenix adalah Ikki!" Rantai Shun membelenggu sebelah tangan Phoenix. Shun tertegun. "Apa? Phoenix adalah Ikki...niisan (kakak laki-laki)? Akhirnya niisan kembali!" seru Shun sambil menitikkan air mata haru. Phoenix Ikki membuka topengnya. "Shun, lagi-lagi kau menangis, seperti biasanya," kata Ikki. Tapi di luar dugaan semua orang, Ikki malah melancarkan tendangan ke arah Shun.

Ubawareta! Goorudo Kurosu
(Dicuri! Gold Cloth)
Teks & gambar: Inoran
[Graude Colosseo]
Shun yang tak sempat mengelak dari tendangan keras Ikki terkapar di lantai. Jabu yang berada di belakang Ikki mencengkeram sebelah tangannya, tapi dengan gerakan secepat kilat Ikki menghancurkan bagian lengan cloth Jabu. "Ayo, siapa berikutnya? Shiryû atau Seiya?" tantang Ikki.

[Enam tahun yang lalu]
Anak-anak yatim piatu sedang berlatih di Kido Mansion. Shun latihan duel dengan Nachi. Nachi berhasil menjatuhkan Shun. Shun langsung menangis keras-keras karena merasa kesakitan. Ikki yang mendengarnya segera menghampiri. "Jangan menangis, Shun. Kamu takkan bisa jadi saint kalau cengeng begitu," katanya. Nachi yang geli melihat mereka berkata pada Ikki, "Apa benar Shun itu adikmu? Habis, dia berbeda sekali darimu!" Ikki tersinggung mendengarnya dan langsung membanting Nachi.

Kemudian mereka dipanggil Tatsumi untuk berkumpul. Akan diadakan pengundian untuk menentukan kemana mereka akan dikirim. Satu per satu anak mengambil kertas dari dalam kotak. Ketika tiba giliran Shun, ternyata ia mendapat kertas bertuliskan 'Death Queen Island.' "Tahukah kamu tempat seperti apa Pulau Death Queen itu?" tanya Tatsumi. Shun menggeleng dengan wajah bingung. "Itu adalah neraka yang terletak di Pasifik Selatan. Banyak orang telah pergi ke sana untuk berlatih, tapi tak satu pun yang kembali." Shun ketakutan mendengar penjelasan itu. Tiba-tiba Ikki maju sambil berkata, "Kedengarannya menarik. Kalau Shun takut untuk pergi ke sana, biar aku saja." Tatsumi langsung marah-marah mendengarnya. Tapi Kido Mitsumasa yang ada di situ membiarkan Ikki pergi ke Pulau Death Queen menggantikan Shun, kalau itu memang maunya.

[Graude Colosseo]
Terdengar suara seorang panitia berkata, "Ikki, lawanmu bukan Shun ataupun Jabu, melainkan Wolf Nachi!" Bersamaan dengan itu Nachi masuk ke arena sambil memanggil Wolf Cloth. Dengan sinis Ikki berkata pada Nachi, "Akan kutunjukkan padamu neraka yang sebenarnya!" Lalu ia berseru kepada semua orang, "Aku bertarung bukan untuk ikut Galaxian Wars, tapi untuk mengirim kalian, para saint, ke neraka!" Ikki menembakkan cosmo ke arah dahi Nachi. Itu adalah jurus ilusi. Nachi seakan-akan melihat ada tinju raksasa yang menghancurkan cloth-nya dan menghajar habis tubuhnya. "Sekarang jiwa Wolf sudah mati," kata Ikki sambil mendorong dahi Nachi dengan satu jari. Pertarungan selesai untuk kemenangan Ikki.

Tiba-tiba terdengar seruan, "Ikki-sama!" Seiya dan yang lainnya melihat beberapa orang pendekar yang mengenakan Phoenix Cloth berwarna hitam. Mereka adalah Ankoku (Black) Saint. Ikki membuat tanda dengan tangan.
Timbul petir di sekitar kotak Gold Cloth, kemudian muncul sinar emas dari dalamnya. Tiba-tiba Gold Cloth keluar dari dalam kotak. Ikki kembali memberi tanda. Para Ankoku Saint menghilang dalam sekejap, diikuti lenyapnya Gold Cloth. Ikki juga menyusul pergi. Kotak Gold Cloth terguling. Semua orang melihat bahwa kotak itu sudah tak ada isinya lagi.
aose! Ankoku Fenikkusu Gundan
(Kalahkan!
Pasukan Phoenix Hitam)
Teks & gambar: Inoran
Hyôga, Seiya, Shiryû, dan Shun segera mengejar Ikki dan pasukan Ankoku Saint yang membawa kabur Gold Cloth. Orang-orang dari Graude Foundation juga ikut mengejar dengan helikopter. Hyôga yang pertama menemukan mereka, sementara ketiga temannya kehilangan jejak. Tiba-tiba timbul salju. Shun memahami bahwa itu adalah pesan dari Hyôga. "Aku mengerti, Hyôga! Terima kasih!" seru Shun.

Sementara itu, helikopter Graude berhasil menghadang Ikki dan para Ankoku Saint. Tapi dengan cosmo-nya Ikki meledakkan helikopter itu. Mereka kemudian berkumpul di sebuah gudang di pelabuhan. Ikki menyentuh Gold Cloth yang kemudian memancarkan sinar emas. Seiya melihatnya lalu segera mengejar. Gold Cloth terpecah menjadi beberapa bagian dan melekat di badan Ikki. Tepat pada saat itu Seiya tiba dan menendang Ikki. Bagian-bagian Gold Cloth terlepas dari badan Ikki dan berhamburan di lantai. "Cepat kumpulkan Gold Cloth itu!" perintah Ikki pada para Ankoku Saint, sementara ia sendiri maju lalu memukul Seiya, kemudian melarikan diri tepat ketika ketiga teman Seiya tiba. Ketiga Bronze Saint itu pun segera mengejar. Di tempat yang aman, Ikki tampak geram. "Sialan, Seiya menggangguku! Tapi setidaknya Gold Cloth telah menjadi milikku."

Di salah satu stasiun kereta api, seorang Ankoku Saint dihadang oleh Hyôga dengan hujan saljunya. Saint itu berkali-kali melancarkan serangan, tapi Hyôga mengejeknya, "Apa kekuatanmu hanya segitu?" Hyôga menghembuskan angin dingin dan kristal, kemudian melepaskan Diamond Dust yang membekukan badan Ankoku Saint lawannya. Hyôga menyarangkan tinju yang membuat es itu hancur berkeping-keping dan hanya menyisakan Hidari no Ude (lengan kiri) dari Gold Cloth.

Di sebuah pelabuhan, dua orang Ankoku Saint berpencar. Seorang lalu bertemu Shiryû sedangkan yang satunya mendapati dirinya berada di tengah hamparan rantai. Shun muncul sambil menarik rantainya. Ankoku Saint itu terkapar dan Shun memperoleh Hidari no Ashi (kaki kiri) Gold Cloth. Shiryû tidak mau kalah. Ia melepaskan Rozan Shô Ryû Ha ke arah Ankoku Saint pertama. Air laut menggelegak, membentuk sosok naga dan menyerang lawan Shiryû. Shiryû pun mendapat bagian Migi no Ude (lengan kanan)

Seiya yang sedang mengejar seorang Ankoku Saint tiba-tiba dihadang banyak Saint. Namun ia mengalahkan mereka semua dengan mudah. Seorang Ankoku Saint yang membawa Migi no Ashi (kaki kiri) kemudian menjadi lawan Seiya. Seiya akhirnya dapat mengalahkannya dengan Pegasus Ryûsei Ken. Sebelum mati, Ankoku Saint itu berkata bahwa mereka hanya bayangan. Masih ada empat orang Ankoku Saint yang terkuat.

Di tempat lain, Ikki marah-marah karena beberapa bagian Gold Cloth berhasil direbut Seiya dan kawan-kawan.

Pagi harinya, di Kido Mansion, Saori serta Seiya, Shiryû, Hyôga, dan Shun membahas tentang Dragon dan Pegasus Cloth yang hancur ketika Shiryû dan Seiya bertarung di arena Galaxian Wars. Saori sangat lega saat Shiryû berkata bahwa kedua Cloth itu bisa diperbaiki oleh Rôshi. Maka Shiryû pun pulang ke Rozan dengan membawa Dragon dan Pegasus Cloth.

Kyôteki! Ankoku Shitennô Arawaru
(Musuh Kuat!
Munculnya Empat Kaisar Hitam)
Teks & gambar: RAW
Seluruh negeri heboh dengan insiden dicurinya Gold Cloth di Galaxian Wars. Saori dan Tatsumi ikut dibuat repot dengan cecaran pertanyaan wartawan, yang kebanyakan menanyakan siapa kira-kira musuh Graude Foundation yang sampai hati melakukannya.

Tahu-tahu datang seorang polisi bersama seekor anjing pelacak. Seiya muncul. "Kita bisa mencari Ikki dari kotak Gold Cloth," katanya. "Dia kan muncul dari situ, jadi bau tubuhnya masih di dalam kotak." Tapi Saori tampak tak terlalu gembira dengan usul Seiya. Meski demikian, Seiya tetap melaksanakan rencananya.

Di tempat lain, Shun sedang memikirkan kelakukan Ikki. "Sorot matanya sangat jahat. Seperti bukan abang saja," pikir Shun. Ia memandang sebatang pohon besar di hadapannya. Dulu Ikki sering melatih pukulannya di situ. Bekas-bekas pukulannya masih ada sampai sekarang. Tahu-tahu Shun melihat lima bekas pukulan membentuk rasi bintang Salib Utara (Cygnus). "Masa sih ini perbuatan Hyôga?" Shun bertanya-tanya. Tiba-tiba sekelilingnya menjadi berkabut lalu turun hujan salju. Mendadak pohon di depannya hancur. Shun yang masih menyangka itu ulah Hyôga semakin bingung.

Terdengar tawa seseorang. Shun melemparkan Nebula Chain, namun rantainya tak bereaksi. Orang itu mendekat dan langsung menyerang Shun dengan butiran-butiran salju hitam. Shun sempat mengira bahwa orang itu adalah Hyôga dengan jurus Diamond Dust-nya, sebelum ia melihat bahwa lawannya mengenakan cloth berwarna hitam. "Kau bukan Cygnus!" seru Shun. "Aku Cygnus..." sahut orang itu, "...hitam." Shun pun paham bahwa itu adalah yang salah satu anak buah Ikki katakan sebagai Black Saint terkuat.

Cygnus hitam melancarkan tinju untuk menghabisi Shun yang sudah kehabisan tenaga ketika tangannya membeku. "Itu baru tinju es Cygnus yang sesungguhnya!" seru seseorang. Shun dan Cygnus hitam menoleh. Rupanya Hyôga. "Jadi kau Black Swan, ya?" tanya Hyôga sambil dengan kekuatannya mengubah salju hitam menjadi putih kembali. "Ayo kita buktikan siapa ksatria Salib Utara sejati!"

Saat itu Seiya tiba bersama anjing pelacaknya. "Anjing ini mencium bau Ikki sampai ke sini," jawabnya ketika Shun bertanya mengapa ia datang. "Abang tidak ada di sini. Mungkin dia menciumnya dari pohon ini, yang dulu sering digunakan abang untuk berlatih," kata Shun.

Black Swan yang berhadapan dengan Hyôga melancarkan jurus Ankoku Blizzard. Tubuh Hyôga terbungkus kristal es. Namun belum sempat Black Swan berpuas diri, kristal es itu pecah berkeping-keping. Hyôga balas menyerang dengan Diamond Dust. Black Swan berhasil menghindar, namun sebelah kakinya terkena dan membeku. "Mati kau!" teriak Hyôga sambil bersiap melancarkan jurus pamungkas.

Tiba-tiba seuntai rantai hitam menahan gerakannya. Muncul tiga sosok yang mengenakan cloth hitam dan memperkenalkan diri sebagai Ankoku Shitennô (Empat Kaisar Hitam). "Black Swan, sedang apa kau di sini?" hardik salah satu dari mereka. "Pergi sana! Ini urusan antara aku dan Cygnus!" balas Black Swan. Namun temannya itu membentaknya. Black Swan terpaksa mundur sambil berkata kepada Hyôga bahwa suatu saat mereka akan bertarung lagi.

Ayaushi Shiryû! Kurosu no Hakaba
(Bahaya, Shiryû! Kuburan Cloth)
Teks & gambar: RAW
Saori mendatangi Seiya di Yacht House untuk menyampaikan surat tantangan dari Ikki yang menunggu mereka untuk bertarung dalam waktu satu minggu lagi. Ikki juga menyuruh agar Seiya dkk. turut membawa bagian Gold Cloth yang ada di tangan mereka.

Sementara itu, Shiryû sudah tiba di Gorôhô. Ternyata untuk memperbaiki Pegasus dan Dragon Cloth ia harus pergi ke Jamir untuk menemui Mû, satu-satunya ahli reparasi cloth di dunia. Dan untuk sampai ke tempat Mû, ia harus melewati yang namanya Cloth no Hakaba (Kuburan Cloth). Sebelum Shiryû pergi, Rôshi menantangnya. "Kulihat kau terlalu banyak bergerak ke kiri-kanan," kata Rôshi setelah Shiryû berhasil menangkis semua serangannya. "Ingat baik-baik perkataanku ini: Di Cloth no Hakaba kau harus tetap maju lurus ke depan!"

Maka Shiryû pun berangkat. Di suatu tempat, tiba-tiba kabut menutupi pandangannya. Shiryû melihat tempat itu penuh dengan tengkorak manusia. "Inikah Cloth no Hakaba?" ia bertanya dalam hati. Tahu-tahu hantu-hantu saint bermunculan dan mengganggu Shiryû walau ia sudah menghajar mereka semua. "Rupanya kau hebat juga. Kenapa tidak jadi teman kami saja?" kata mereka. Shiryû mendengus, "Maaf ya. Aku masih hidup. Aku tak mau jadi teman hantu!"

Para hantu belum menyerah. Mereka berbaris lalu satu per satu menggempur Shiryû dari berbagai arah. Shiryû yang hampir habis kesabarannya nyaris menyerang hantu-hantu yang mengelilinginya ketika tiba-tiba pesan Rôshi terngiang kembali, "Kau harus tetap maju lurus ke depan!" Namun dengan menyerang ke depan, beberapa hantu justru mampu memukulnya dengan telak. "Aku tak boleh buang waktu di sini. Seiya dan yang lainnya menungguku!" tekad Shiryû.

Ia melancarkan jurus Rozan Ryû Hi Shô, menebas barisan hantu di hadapannya. Kabut mulai lenyap. Shiryû sangat kaget melihat dirinya sedang berada di jalan sempit di atas jurang. Jurang itu penuh batu-batu runcing, di mana tersangkut tengkorak-tengkorak saint yang pernah mencoba melewati jalan itu. "Seandainya saja aku tidak diperingatkan Rôshi..." ujar Shiryû.

Akhirnya Shiryû tiba di tempat Mû. Seorang anak menjahilinya dengan kekuatan psychokinesis. Meski Shiryû sudah berkata ia datang untuk memperbaiki kedua cloth yang dibawanya, anak itu tetap saja mengolok-oloknya, "Coba saja masuk kalau bisa." Shiryû yang sudah tidak sabar lagi mengerahkan kekuatan hingga lantai dasar gedung Mû terpisah dari lantai-lantai di atasnya. "Kumohon, tolong perbaiki cloth ini. Waktuku tak banyak," pinta Shiryû. "Aku bukan Mû," kata Kiki, anak kecil itu, yang ngeri melihat tenaga Shiryû.

Seorang pria berwajah tenang muncul. "Saya Mû. Ada perlu apa?" Sekali lagi Shiryû mengatakan maksud kedatangannya. Tapi setelah melihat sekilas kedua cloth itu, Mû menggeleng. "Cloth ini sudah mati. Satu-satunya cara untuk memperbaikinya hanya dengan nyawamu," katanya. Shiryû tercenung selama beberapa saat. Ia teringat bahwa Seiya telah mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan ia yang hampir tewas usai bertarung di Galaxian Wars. Shiryû membulatkan tekadnya, "Jiwaku akan tetap berada dalam cloth ini. Kita akan bertarung bersama-sama, Seiya!"

Shitô! Kyôfu no Kokushi Ken
(Pertarungan Maut!
Tinju Maut Hitam yang Mengerikan)
Teks & gambar: RAW
Hari pertarungan tiba. Seiya, Hyôga, dan Shun sampai di lokasi yang ditentukan Ikki. Masing-masing membawa bagian Gold Cloth yang telah berhasil mereka rebut sebelumnya. Di Bukit Kepala Singa mereka melihat sejumlah sosok yang berdiri di atasnya berpencar ke berbagai arah. Mereka pun memutuskan untuk ikut berpencar, mengejar lawannya masing-masing.

Tiba-tiba Seiya melihat Shiryû berlari mendekat. Namun begitu tiba di hadapan Seiya ia menghilang, meninggalkan kotak Pegasus Cloth yang tadi dipanggulnya. Dengan masih kebingungan Seiya membukanya. Pegasus Cloth segera melekat di tubuhnya. Seiya merasakan energi yang luar biasa dari cloth yang baru diperbaiki itu.

Tahu-tahu Kiki muncul dari balik kotak cloth. Seiya kaget setengah mati sekaligus terharu mendengar Shiryû berkorban dengan memakai darahnya sendiri untuk memperbaiki Pegasus Cloth yang telah mati itu. Dan menurut Mû, kini Shiryû sedang berada di pintu antara dunia ini dan alam maut. Seiya lalu menitipkan lonceng kecil yang sebelumnya dibagikan Shun kepada Kiki. "Tolong berikan ini pada Shiryû ya," pintanya. Belum sempat Kiki mengerti, Seiya sudah berlari meninggalkannya.

Belum jauh Seiya berjalan, Black Pegasus sudah menghadang dan langsung saja menyerangnya. Namun ia tercengang melihat betapa cepat pergerakan Seiya. Bahkan walau terkena lima-enam pukulannya, dengan segera Seiya sudah berdiri lagi. Kemudian mereka saling beradu pukulan. Pegasus Ryûsei Ken menghantam Black Pegasus berkali-kali, sementara salah satu Ankoku Ryûsei Ken berhasil mengenai perut Seiya. Bagian pinggang Gold Cloth yang dipegang Black Pegasus terlempar. Seiya memungutnya dan hendak beranjak pergi ketika terdengar Black Pegasus yang sudah sekarat tertawa sinis. "Kau takkan sampai ke tempat Tuan Ikki. Kau akan mati duluan karena Kuro Shi no Kyôfu (Fearful Black Death)."

Di tengah jalan Seiya merasa tubuhnya sangat panas. Ia melepas cloth-nya. Ternyata sekujur tubuhnya penuh noda besar berwarna hitam. Akhirnya Seiya tak tahan lagi menahan rasa panas. Ia tergelincir. Tiga bagian Gold Cloth yang dibawanya ikut tertarik dan jatuh bersama Seiya ke jurang.

Sementara itu, Hyôga berhadapan kembali dengan Black Swan. Meski sudah sesumbar akan mengalahkan Hyôga, tetap saja jurus Ankoku Blizzard tak mempan. Sebaliknya, Hyôga mengunci pergerakan lawannya dengan Calypso, kemudian menghajarnya tanpa ampun dengan jurus terkuatnya, Aurora Thunder Attack. Tetapi sebelum ia mati, Black Swan sempat mematahkan kepala angsa di mahkotanya yang membeku karena jurus Hyôga, lalu meneleportasinya ke tempat Ikki.

Baru saja Ikki menerima pesan terakhir Black Swan dan memahami maksudnya, Hyôga sudah berada di belakangnya.
Tsukame! Yûjô no Nebyura Cheen
(Tangkap! Nebula Chain Persahabatan)
Teks & gambar: RAW
Hyôga yang berhadapan dengan Ikki membuka serangan pertama. Tapi Ikki membendung Diamond Dust dengan satu tangan, bahkan membalikkannya hingga membekukan tubuh Hyôga. Untung begitu ia membentur karang, es yang membungkusnya pecah. "Jangan gunakan jurus yang sama pada seorang saint," kata Ikki sambil menyeringai.

"Oh ya," kata Ikki lagi, "kau sering memikirkan ibumu yang sudah meninggal ya?" "Memang apa urusanmu!" teriak Hyôga. Masih dengan menyeringai, Ikki melancarkan jurus ilusi Phoenix Gen Ma Ken, menembus otak Hyôga. Dalam ilusinya, Hyôga seperti biasa berdoa di samping jenazah ibunya. Tiba-tiba ruangan tempat ia berada runtuh. Saat Hyôga berpaling untuk melihat ibunya, tubuh sang ibu ternyata telah membusuk.

Hyôga marah sekali karena Ikki seenaknya menciptakan ilusi menyeramkan tentang ibunya. Ia melepaskan Aurora Thunder Attack. Tubuh Ikki terhempas. Hyôga mendapati Phoenix Cloth berhamburan, tapi Ikki muncul dari belakang.
"Sudah kubilang, jangan pakai jurus yang sama pada seorang saint," kata Ikki. "Apa maksudnya? Bukankah tadi pertama kalinya kau melihat jurus itu?" tanya Hyôga tak mengerti. Ikki menunjukkan patahan angsa dari mahkota Black Swan. Saat Hyôga masih tertegun, Ikki tak membuang kesempatan lagi. Ia melesakkan tinjunya ke dada Hyôga.

Di tempat lain, Kiki baru saja memutuskan hendak melihat pertarungan Seiya dkk. ketika seseorang mendekat. Kiki terkejut sekaligus gembira melihat orang itu adalah Shiryû dengan Dragon Cloth baru.

Sementara itu, Shun menemukan Pegasus Cloth tergeletak di tepi jurang. Ia melongok ke bawah dan melihat bagian Gold Cloth yang dibawa Seiya. Shun memanggil-manggil Seiya, menyuruhnya agar memanjat ke atas. Sayup-sayup Seiya juga mendengar suara Marin, "Kobarkan cosmo-mu, Seiya! Berjuanglah!" Semangat Seiya timbul lagi. Dengan susah payah ia mengumpulkan tenaga untuk memanjat. Shun yang iba melihat temannya segera menjulurkan rantainya dan menarik Seiya ke atas.

Tahu-tahu rantai hitam membelit tangan Shun. Ternyata Black Andromeda. "Percuma kau tolong. Dia sudah terkena Ankoku Ryûsei Ken. Kurang dari sejam lagi dia akan mati." Karena Shun tak mau melepaskan rantainya, Black Andromeda menderanya. Black Dragon datang menghentikannya, "Dia adik Tuan Ikki. Jangan habisi dia dengan cara begitu." Black Andromeda mengubah rantainya menjadi berekor-ekor ular yang menggerogoti tubuh Shun. Seiya tak tega melihatnya. "Lepaskan rantaimu, Shun. Jangan pedulikan aku. Hidupku tak lama lagi. Kau harus menjaga Gold Cloth." Seiya memutuskan Andromeda Chain yang melilit pergelangan tangannya. Tubuhnya kembali terperosok ke dasar jurang.

Shun sedih sekali. Namun kini tangannya sudah terbebas. Ia segera menyalakan cosmo-nya. "Inilah kekuatan rantai perunggu yang sesungguhnya!" seru Shun sambil melesatkan Andromeda Nebula Chain. Black Andromeda tak sempat melawan dan langsung terkapar tak berdaya.

Black Dragon melemparkan bagian Gold Cloth yang dibawa Black Andromeda kepada Shun. "Nih, ambil! Itu hakmu. Tapi bagian yang kubawa takkan kuserahkan padamu," katanya. "Kau harus menyerahkannya padaku," seru seseorang. Shun dan Black Dragon menoleh. Rupanya Shiryû sudah sampai di tempat itu.

Moeagare! Honô no Ichigeki
(Kobarkan! Tinju Api)
Teks & gambar: RAW
Shun turun ke dasar jurang untuk menolong Seiya. Shiryû dan Black Dragon bertarung dengan sengit. Meski mampu mengimbangi, beberapa kali Shiryû terkena telak pukulan dan tendangan Black Dragon. "Untuk apa sih kau bertarung?" tanya Black Dragon. "Demi persahabatan," jawab Shiryû. "Hal bodoh macam apa itu? Mati saja kau!" teriak Black Dragon sambil mengarahkan telunjuknya pada Shiryû. Tenaga yang terpancar dari jari itu sangat dahsyat hingga tubuh Shiryû terlempar sambil mengeluarkan darah.

Black Dragon menghampiri tempat Shun menambatkan rantainya. Shun hampir mencapai tempat Seiya ketika ia terpeleset, dan akibatnya ia hanya bergantung pada rantainya dan sama sekali tak berpijak di tanah. "Hei Andromeda, matilah kau bersama Pegasus dengan persahabatanmu itu!" seru Black Dragon. Belum sempat ia menghancurkan rantai Shun, Shiryû sudah berdiri lagi. Black Dragon terpaksa melanjutkan pertarungannya dengan Shiryû. Sekali lagi ia mengarahkan telunjuknya.
Shiryû membalas dengan Rozan Shô Ryû Ha. Kedua jurus itu saling menembus pertahanan lawan. Tubuh Black Dragon terhempas, sementara jurusnya ternyata mengenai titik lemah Shiryû.

Shiryû tersungkur bersimbah darah. Gambar naga di punggungnya makin memudar. Tahu-tahu Black Dragon muncul kembali dan lagi-lagi mengarahkan telunjuknya. Shiryû merasa tak sanggup lagi untuk bertarung, tapi rupanya Black Dragon menusuk sisi sebaliknya. Naga di punggung Shiryû kembali tercetak jelas, sementara pendarahannya berhenti seketika. Tiba-tiba Black Dragon tersungkur. "Kini aku mengerti arti persahabatan itu," ucapnya sebelum mati.

Shun berhasil membawa Seiya naik. Ternyata sekujur tubuh Seiya telah menghitam. Shiryû segera menusuk Seimeiten (Titik Nyawa Bintang) Seiya yang berjumlah 13, sesuai jumlah bintang pembentuk rasi Pegasus. Darah kehitaman mengalir keluar dari tubuh Seiya. Shiryû dan Shun kemudian melanjutkan perjalanan.

Tiba-tiba rantai Shun bergerak-gerak. Ikki muncul menghadang. "Hyôga sudah kubereskan, lalu Seiya terkena Kokushi Ken, jadi lawanku tinggal kalian berdua," katanya congkak. Baru saja Shiryû memperingatkan Shun bahwa itu adalah Ikki yang penuh kekuatan jahat, Andromeda Chain melilit tubuhnya dan menghantam wajahnya hingga ia pingsan.

Shun berlutut di hadapan Ikki. "Kuserahkan nyawaku pada abang," ujarnya. Ikki sempat tercengang, tapi kemudian ia menghampiri Shun dan menendangnya. "Baiklah kalau itu maumu. Matilah kau, Shun!" Belum sempat pukulan Ikki mengenai Shun, seseorang dengan kecepatan luar biasa datang menangkis. Ikki dan Shun kaget bukan main melihat orang itu adalah Seiya. Seiya maju menantang Ikki, namun ia jatuh kehabisan tenaga. Rupanya kekuatannya belum pulih benar. Ikki menyeringai, merasa kemenangan sudah menjadi miliknya.
Yaburetari! Gen Ma Ken
(Terkalahkan! Tinju Ilusi Iblis)
Teks & gambar: RAW
Baru saja Ikki menantang Seiya, Hyôga muncul, lalu Shiryû siuman. Ikki kaget karena Hyôga dikiranya sudah mati setelah jantungnya ditembus tinjuan Ikki. Seiya, Shiryû, Hyôga, dan Shun mengepung Ikki, namun Ikki tetap tak bergeming. "Percuma saja," katanya. Hyôga maju melancarkan Diamond Dust. Ikki membalas dengan Hôô Gen Ma Ken, namun dari lubang di bagian dada kiri Cygnus Cloth muncul tembok es yang memantulkan jurus ilusi Ikki hingga mengenai pemiliknya sendiri.

Ikki melihat dirinya dikelilingi Shitennô. Ia memerintahkan mereka agar menghajar Seiya dkk., namun mereka malah menyerang Ikki tanpa ampun.

"Bagaimana rasanya terkena jurus ilusi?" tanya Hyôga sinis. Ikki diam saja tak bereaksi. Hyôga hendak menyarangkan tinju pamungkasnya ketika Shun menahan tangan Hyôga dengan rantainya. Sementara Hyôga berdebat dengan Shun, kesadaran Ikki pulih kembali. Dengan cepat ia melepaskan tinju, menembus dada kiri Hyôga. Ketika ia menarik tangannya, seuntai rosario Salib Utara ikut tertarik. "Jadi ini yang melindungimu?" tanya Ikki. Hyôga tak menjawab. Ia masih bingung mengapa Ikki bisa langsung pulih. "Soalnya aku tak punya sesuatu yang berharga," kata Ikki menjawab kebingungan Hyôga. Ia tak buang waktu lagi dan melancarkan jurus terkuatnya, Hô Yoku Ten Shô, menghempaskan Seiya dkk. sampai mereka pingsan.

Namun Gold Cloth tanpa bagian topeng berdiri di depan Ikki dengan cosmo menyala. Dan tahu-tahu Seiya melangkah dari belakangnya. "Gold Cloth melindungi Seiya? Mustahil!" seru Ikki. "Aku pun tak tahu mengapa," kata Seiya, lalu mencecar Ikki dengan Pegasus Ryûsei Ken. Ikki tak kuasa membendungnya. Pukulan terakhir Seiya mengenai dadanya, menghancur-leburkan Phoenix Cloth. Baru saja Seiya hendak menyarangkan tinju lagi, tahu-tahu cosmo Ikki berkobar, dan satu per satu bagian Phoenix Cloth yang utuh bermunculan di sekujur tubuhnya.

Ikki tertawa terbahak-bahak. "Seperti burung Phoenix yang lahir kembali dari api, cloth ini pun takkan pernah mati!" serunya. Seiya masih coba menyerang, tapi Ikki berhasil menangkis semua pukulannya. "Mati kau!" teriak Ikki sambil melayangkan tinju. Betapa terkejutnya ia melihat tinjunya ditangkis oleh Perisai Dragon. Seiya tak kalah kagetnya ketika setelah itu giliran Andromeda Chain menahan tangan Ikki yang hendak melepaskan Hôô Gen Ma Ken.

"Kini aku mengerti," kata Seiya. "Bukan hanya Gold Cloth yang melindungiku. Cosmo ketiga temanku turut membantuku. Aku tidak bertarung sendirian!" Ikki tak mau mendengar ocehan Seiya. Ia menyerang dengan Hô Yoku Ten Shô. Jurus itu mengenai Seiya, namun dengan cepat Seiya melompat berdiri dan membalas dengan Pegasus Ryûsei Ken. Ikki kaget sekali karena tinju meteor Seiya bercampur dengan kristal-kristal es milik Hyôga. Tak pelak lagi, ia langsung terpental. Sebelum ia tak sadarkan diri, Ikki sempat bergumam, "...Seperti di Pulau Death Queen..." Seiya bertanya-tanya, "Ada apa di Pulau Death Queen?"
Ima Akasu! Ikki no Nazo
(Kini Tersingkap! Rahasia Ikki)
Teks & gambar: RAW
Pulau Death Queen. Ikki babak-belur dihajar Guilty, gurunya, yang tak henti-hentinya mengatakan bahwa kebencian akan membuat seseorang menjadi kuat. "Habisi semua musuh di hadapanmu," katanya. Setelah Ikki selesai latihan, Esmeralda, putri Guilty, mengobati luka-luka Ikki sehingga Ikki merasa cukup terhibur di tengah masa latihan yang berat itu. Menurut Esmeralda, sebelum Ikki datang, ayahnya adalah orang baik. Ia berubah sejak kembali dari Sanctuary, memenuhi panggilan dari sana.

Keesokannya Guilty memanggil Ikki. "Hari ini yang terakhir. Jika kau tak juga bisa mengalahkanku, kau takkan bisa menjadi saint." Tapi hasilnya pun sama saja. Ikki lagi-lagi babak-belur. "Bencilah semua hal yang ada di dunia ini, termasuk aku!" seru Guilty sambil terus mendera Ikki. Ikki berusaha melawan dan akhirnya mampu menembus pertahanan Guilty. Tapi dia sama sekali tak memukul gurunya. Guilty marah sekali. "Kenapa kau berhenti, bodoh?" Sekali lagi ia melancarkan pukulan, namun malah mengenai Esmeralda yang berada di belakang Ikki hingga tewas. Ikki makin murka karena Guilty malah berkata bahwa Esmeralda mati karena Ikki lemah. "Dasar iblis!" teriaknya. Guilty terperangah. Ia melihat Phoenix di belakang Ikki. Ikki melancarkan pukulan bertubi-tubi, dan yang terakhir tepat menembus dada Guilty. Ia pun memperoleh Phoenix Cloth.

Seiya dkk. tersentak karena Ikki mendadak memberontak. Namun belum sempat apa-apa, ia tersungkur lagi. Pandangannya mengabur. "Sanctuary telah..." kata Ikki terpatah-patah. Seketika Nebula Chain bereaksi. Bersamaan dengan itu terjadi gempa dan tanah terbelah. Gold Cloth jatuh ke jurang. Sekumpulan orang dengan cloth hitam bermunculan. Sebagian membawa lari Gold Cloth, sebagian lagi menyerang Seiya dkk. "Apa mereka Black Saint?" tanya Seiya.
"Bukan, semua Black Saint sudah mati," kata Ikki. Orang-orang itu lalu memukul tanah hingga terbelah lagi. Ikki jatuh ke jurang. Secepat kilat Shun melemparkan rantainya hingga melilit pergelangan tangan Ikki, lalu ia menarik abangnya ke atas.

Tiba-tiba seseorang muncul. Ia dipanggil Docrates. Seiya mengenalnya. Di Sanctuary dia terkenal sebagai si tubuh raksasa. Tahu-tahu Ikki berseru, "Lari, Seiya! Dia punya jurus Môshû Ken yang kekuatannya luar biasa. Baru saja Ikki selesai bicara, Docrates sudah mengeluarkan jurus tinju raksasanya yang menimbulkan dua lubang besar di tanah.

Ikki melemparkan topeng Gold Cloth yang dibawanya kepada Seiya. Docrates marah. "Ares akan murka kalau tahu!" serunya. Ikki tak memedulikannya. Ia menghimpun tenaga, melancarkan Hô Yoku Ten Shô. Tebing di sekeliling Docrates runtuh dan terjadi tanah longsor yang menelan Docrates. Seiya dkk. segera melarikan diri, tapi Ikki terjatuh karena tenaganya belum pulih. Shun yang tak sengaja menoleh panik dan hendak menolong abangnya. Seiya langsung menarik tubuhnya karena longsor makin mendekat. Dengan hati perih Shun menyaksikan abangnya meneriakkan namanya seraya ditelan longsor.

Setelah tanah longsor reda, Seiya, Shiryû, Hyôga, dan Shun membuat salib sebagai penanda makam Ikki. "Ikki, kami akan melengkapi topeng Gold Cloth ini dengan merebut kembali bagian lainnya," janji Seiya. Hyôga mengalungkan rosario milik ibunya. "Mama, tolong jaga Ikki."
Kyodai! Dokuratesu no Môshû
(Raksasa! Serangan Dahsyat Docrates)
Teks & gambar: RAW
Para pendekar tengah menjalani latihan yang amat keras di Sanctuary. Bahkan banyak yang mati karena gagal berlatih dengan baik. Di arena duel, Shaina bertarung dengan Marin. Marin tak berdaya menghadapi Shaina yang menghajarnya tanpa ampun. Aioria datang menengahi. "Mau apa kau, Aioria?" bentak Shaina. "Masa kau membela orang Jepang!" "Tapi muridmu Casios kalah dari orang Jepang, kan?" balas Aioria. Shaina marah sekali dan segera pergi. Sementara itu Marin teringat pada Seiya. "Seiya, segera setelah kau kembali ke Jepang, Kyôkô berubah drastis," gumamnya dalam hati.

Di Kido Mansion, Tatsumi marah-marah pada keempat Bronze Saint. "Masa kalian cuma berhasil mendapat topeng Gold Cloth!" omelnya. "Sudahlah, Tatsumi," ujar Saori. "Mereka sudah berusaha sebaik mungkin. Tatsumi langsung keluar dengan perasaan kesal. Tapi tak lama kemudian Saori dan para Bronze Saint mendengar ia menjerit-jerit. "Shun, jaga Gold Cloth dan Nona Saori!" seru Seiya sambil bergegas keluar bersama Shiryû dan Hyôga.

Tapi yang menyerang Tatsumi bukanlah musuh dari Sanctuary, melainkan Kiki yang mempermainkannya dengan kekuatannya karena kesal pada Tatsumi yang tak mengizinkannya masuk. Terang saja Saori dan keempat Bronze Saint tertawa terbahak-bahak melihat apa yang terjadi. Karena malam sudah tiba, Seiya pulang ke Yacht House, sedangkan Kiki dan ketiga temannya menginap di Kido Mansion.

Saori masuk ke planetarium dan memanggil kakeknya. Kido Mitsumasa muncul dan berkata bahwa ia memahami keadaan sulit yang dialami Saori karena Gold Cloth. Sebelum pergi, Kido Mitsumasa berkata kepada cucunya, "Kau akan menjadi dewi! Kau akan menjadi Athena!"

Di tempat Ikki tewas, sejumlah anggota pasukan memanggil-manggil Docrates. Docrates muncul kembali dari timbunan salju. "Aku akan mengambil bagian Gold Cloth yang tersisa!" katanya.

Keesokan paginya ia tiba di Kido Mansion. Sementara Kiki pergi mencari Seiya, Shun, Hyôga, dan Shiryû menghadang Docrates. "Cepat serahkan topeng Gold Cloth!" perintah Docrates. Shun dan Hyôga menjawab dengan Nebula Chain dan Diamond Dust, namun kedua jurus itu tak mempan pada Docrates. Bahkan walau terkapar terkena tendangan Shiryû, Docrates langsung bangkit lagi, seperti tak merasakan apa-apa. Kemudian ia melepaskan jurusnya, Heracles Môshû Ken, menghajar habis ketiga Bronze Saint di hadapannya. Saat itu Saori menampakkan diri, diikuti oleh Seiya. Belum lama Docrates dan Seiya beradu jurus, polisi datang. Docrates segera bertindak. Ia mengangkat Saori dan menyuruh para Bronze Saint agar menyerahkan topeng Gold Cloth sebagai tebusan.
Sukue! Saori no Kiki
(Selamatkan!
Saori dalam Bahaya)
Teks & gambar: RAW
Tatsumi geram melihat Docrates hendak membawa Saori. "Lepaskan Nona!" teriaknya. Tapi akibatnya ia juga dibawa pergi.

Di Sanctuary, Phaeton melaporkan apa yang terjadi di Jepang pada Gigas, yang kemudian meneruskannya kepada Kyôkô.

Kiki dan keempat Bronze Saint berunding di planetarium Kido Mansion. "Pokoknya kita akan merebut kembali Nona Saori dan Tatsumi, sekaligus mempertahankan topeng Gold Cloth," kata Seiya. Shun bertanya-tanya mengenai keberadaan bagian-bagian lainnya dari Gold Cloth. Kiki melalui kekuatannya berhasil mengetahui bahwa mereka masih ada di Bukit Kepala Singa, tempat pertarungan terakhir mereka, di mana Ikki tewas.

Sementara Shiryû dan Kiki bergegas menuju Bukit Kepala Singa, Seiya dan Shun datang ke Graude Colosseo dengan membawa topeng Gold Cloth. Pertukaran pun dilaksanakan. Seiya menyerahkan topeng, sedangkan Saori dan Tatsumi dilepaskan. Namun anak buah Docrates kembali membawa lari Saori. Seiya dan Shun segera mengejar, tapi Docrates menghadang mereka. Di luar Graude Colosseo, ternyata Hyôga sudah menunggu anak buah Docrates yang membawa topeng Gold Cloth.

Docrates mengatakan bahwa ia akan membalas Seiya yang telah mengalahkan Casios, adiknya. "Kalau kau bertarung demi adikmu, maka aku akan bertarung demi kakakku!" sahut Shun. Maka Seiya berhadapan dengan Docrates. Benturan antara Pegasus Ryûsei Ken dan Heracles Môshû Ken menghempaskan tubuh Seiya. Seiya kehabisan akal. "Bagaimana cara mengalahkannya? Tubuhnya jauh lebih besar dari aku," keluhnya. Docrates tak membuang waktu lagi. Ia menggenggam tubuh Seiya dan hendak memotong telinganya. Tapi belum sempat ia melakukannya, Shun menahan gerakannya dengan Nebula Chain. Tak lama kemudian Hyôga datang dengan membawa topeng Gold Cloth yang berhasil ia rebut kembali. Sementara Seiya membebaskan Saori, giliran Shun yang berhadapan dengan Docrates. Tapi Shun tak bisa berbuat banyak. Tenaga listrik yang dihasilkan Andromeda Chain saat Docrates menggenggamnya tak berpengaruh sama sekali. "Serahkan dia padaku!" kata Hyôga.

Hyôga teringat ajaran gurunya, Crystal Saint, bahwa jika ia berhadapan dengan musuh yang tubuhnya jauh lebih besar dari dirinya, pertama-tama ia harus mematikan gerakan lawannya itu dengan membekukan kedua kakinya. Dahulu Hyôga berlatih dengan seekor beruang kutub. Setelah berulangkali gagal dan babak belur terkena cakaran beruang itu, Hyôga berhasil memegang kakinya dan membekukannya.

Docrates melepaskan Heracles Môshû Ken, dan Hyôga Diamond Dust. Lantai di sekitar Docrates berubah menjadi kristal. Sambil berlari mendekati Docrates, Hyôga berseru, "Seiya, sisanya kuserahkan padamu!" Hyôga meraih kedua kaki Docrates. Tanpa ampun Docrates berkali-kali menghujamkan tinju ke punggung Hyôga. Tapi Hyôga tak menyerah, sampai akhirnya ia berhasil membekukan seluruh kaki Docrates. Perlahan-lahan ia berdiri, mengangkat tubuh raksasa Docrates. "Sekarang, Seiya!" seru Hyôga. "Pegasus Ryûsei Ken!" "Shun, giliranmu!" "Nebula Chain!" Gabungan kedua jurus itu menembus tubuh Docrates dan menewaskannya.

Seiya dkk. berhasil merebut kembali Saori dan Tatsumi sekaligus mempertahankan topeng Gold Cloth. Namun sementara itu Shiryû dan Kiki ternyata terlambat. Saat mereka tiba di Bukit Kepala Singa, helikopter dari Sanctuary baru saja beranjak dari situ, membawa sisa bagian Gold Cloth.
Ôabare! Karibu no Goosuto Seinto
(Kemarahan Besar!
Ghost Saint dari Karibia)
Teks & gambar: RAW
Di Sanctuary, Kyôkô marah-marah pada Gigas saat mendengar berita kekalahan Docrates. "Kuberi satu kali kesempatan lagi. Awas kalau gagal lagi!" ancam Kyôkô.

Di suatu pulau, Ghost Saint Geist menerima sebuah surat. Setelah membacanya ia segera memanggil anak buahnya: Sea Serpent, Dolphin dan Kraken. "Berbahagialah," katanya pada mereka. "Setelah 10 tahun akhirnya kita dimintai bantuan oleh Yunani."

Di Jepang, Saori mendengar bahwa salah satu kapal tankernya yang berbobot 200,000 ton yang berada di perairan Karibia dibajak. Ia lebih kaget lagi mendengar bahwa pembajaknya adalah makhluk setengah manusia, dan bahwa mereka menuntut topeng Gold Cloth sebagai bayaran. Saori segera memberitahu para Bronze Saint, yang kemudian bergegas berangkat dengan naik helikopter.

"Mana yang namanya Pegasus?" tanya Sea Serpent setibanya keempat Bronze Saint di situ. Seiya maju. "Ikat teman-temanmu dengan ini," kata Dolphin sambil melemparkan tiga buah borgol besar dari besi. "Jangan macam-macam, atau kami ledakkan kapal ini." Seiya menurutinya. "Berlutut!" perintah Sea Serpent ketika Shiryû, Hyôga, dan Shun telah dibelenggu. Maka Seiya berhadapan dengan kedua anak buah Geist itu. Tapi tinjunya tak ada yang mempan pada Cloth Sea Serpent yang sangat licin. Dolphin tak membuang waktu lagi. Ia menendang Seiya lalu menahan tubuhnya sehingga Sea Serpent bebas menghujaminya dengan pukulan. Melihat Seiya tak berdaya, ketiga temannya tidak berdiam diri. Diam-diam rantai Shun menjalar ke arah ruang mesin. Beberapa saat kemudian Shun memberi tanda kepada Shiryû dan Hyôga, dan mereka bertiga segera menghancurkan belenggu yang mengikat mereka dengan cosmo masing-masing.

Seiya segera melesatkan Pegasus Ryûsei Ken, disusul Shiryû dengan Rozan Shô Ryû Ha dan Hyôga dengan Diamond Dust. "Kurang ajar! Kami akan meledakkan kapal ini sekarang juga!" seru Sea Serpent. "Oh ya?" sahut Shun sambil menarik rantainya dari dalam kapal. Kraken terikat di ujungnya.

Tiba-tiba petir menyambar-nyambar. Kapal tanker itu diserbu sejumlah besar kapal perompak, disusul ratusan bajak laut yang naik ke kapal. Keempat Bronze Saint berusaha melawan, namun setiap kali mereka melancarkan serangan, lawan mereka langsung lenyap. Sementara Seiya dkk. sibuk melawan para bajak laut, Sea Serpent melihat topeng Gold Cloth tergeletak begitu saja. Ia segera mengambilnya lalu melarikan diri bersama kedua temannya. Bersamaan dengan itu, ratusan bajak laut beserta kapal-kapalnya menghilang dan laut kembali tenang.

Sei ka Shi ka! Makaitô no Kessen
(Hidup atau Mati!
Pertempuran di Pulau Neraka)
Teks & gambar: RAW
Saori menyusul para Bronze Saint yang berada di kapal tanker. Setibanya di sana, ia membuang cincin, kalung, dan gelangnya ke laut. "Ini persembahan untuk laut. Tradisi seperti ini sudah ada sejak dahulu, bukan hanya di Yunani tetapi juga di banyak tempat di dunia," jelasnya. Lalu ia menunjukkan gambar pulau berbentuk tengkorak yang berhasil direkam orang dari Graude Zaidan. "Ini adalah Makaitô (Pulau Dunia Setan/Pulau Neraka)," kata Saori. "Ghost Saint itu diperkirakan berada di sini."

Seiya, Shiryû, Hyôga, dan Shun segera berangkat mencari pulau itu dengan helikopter. Geist melihat mereka datang dan segera melancarkan jurus Phantom Gen Ma Ken. Pilot helikopter dan para Bronze Saint seakan melihat seekor burung besar menyerang mereka, dan mereka jatuh ke laut. Tiba-tiba Shun tertarik ke dalam air. Hyôga yang mengejarnya melihat seekor ular laut yang berubah menjadi Sea Serpent yang langsung menyerang Hyôga. Hyôga melepaskan Diamond Dust untuk membuat daratan es di tengah laut. Sea Serpent segera kabur melihatnya. Namun belum sempat ia menyelam, Seiya sudah menghajarnya dengan Pegasus Ryûsei Ken.

Akhirnya mereka berhasil mencapai pulau. Keempat Bronze Saint memanjat tebing yang menghadang mereka dengan menggunakan Andromeda Chain. Tiba-tiba rantai itu mendeteksi adanya musuh. Bersamaan dengan itu muncul serangga-serangga mengganggu mereka. Hyôga yang sudah kehabisan nafas tak bisa bertahan lagi. Beruntung Shun yang berada di bawahnya dengan sigap menahannya. Shun lalu memerintahkan rantainya agar menarik mereka ke atas. Setibanya di atas ternyata Dolphin sudah menanti mereka. Shiryû segera melancarkan tendangan, dan Dolphin terlempar ke jurang. Seiya, Shiryû, dan Shun terpaksa melanjutkan perjalanan bertiga karena Hyôga benar-benar tak kuat lagi.

Ketiga Bronze Saint itu memasuki hutan. Tiba-tiba sekawanan kelelawar menyerang mereka. Shiryû berusaha menghindar dengan melompat ke sungai, tetapi tak lama kemudian ia muncul lagi dengan kesakitan karena tubuhnya disengat listrik. Bahkan kelelawar-kelelawar yang ikut mengejarnya ke dalam air tewas. Maka Seiya dan Shun menyusuri sungai dengan batang pohon. Ketika mereka hampir sampai di seberang, Kraken menyerang mereka lalu mencekik Seiya dengan tentakel-tentakelnya. Shun menjeratnya dengan rantai, tapi Kraken menyerang balik dengan Hyaku-man Boruto Denki Ken (Tinju Listrik 1 juta Volt) yang menyetrum Shun tanpa ampun. Seiya marah sekali dan melepaskan Pegasus Ryûsei Ken dengan sekuat tenaga.

Karena Shun pingsan, Seiya harus masuk ke istana Geist seorang diri. Ia heran melihat begitu banyak topeng Gold Cloth. Tanpa ragu-ragu Seiya melancarkan tinjunya, dan hanya satu topeng yang tersisa, yaitu topeng Gold Cloth asli yang takkan hancur walau terkena pukulan sekuat apapun. Bersamaan dengan itu Geist muncul dan menyerang Seiya dengan Thunder Claw. Seiya heran karena jurus itu sama dengan jurus Shaina. Kali ini Geist melancarkan Phantom Gen Ma Ken. Istana seakan-akan roboh, diikuti bayangan Geist menyerang berkali-kali. Namun setelah berkonsentrasi, Seiya berhasil melenyapkan ilusi itu. Geist tak main-main lagi. Sejumlah tangan menahan tubuh Seiya, dan Geist mencakarinya sampai puas. Ketika Geist hendak melepaskan serangan terdahsyatnya, tiba-tiba topeng Gold Cloth menahan tangannya lalu memukul kepalanya sampai topengnya hancur.

"Sebenarnya kau ini siapa?" tanya Seiya pada Geist yang terkapar setelah terkena Pegasus Ryûsei Ken. Tapi sampai ia mati kehabisan tenaga Geist tetap tak mau mengakuinya. Hari sudah pagi ketika Seiya keluar dari istana Geist. Rupanya Hyôga, Shiryû, dan Shun sudah menantinya di depan pintu. "Seiya, kau berhasil!" seru mereka. Sambil tersenyum lebar Seiya mengangkat tinggi-tinggi topeng Gold Cloth di tangannya.

Honki de Tatakae! Shaina no Gyakushû
(Bertarunglah dengan Sungguh-sungguh! Serangan Balasan Shaina)
Teks & gambar: RAW
Kebakaran hebat terjadi di Graude Colosseo. Di Sanctuary, Kyôkô benar-benar murka pada Gigas karena Geist dan para Ghost Saint juga gagal. "Kuberi kau satu kesempatan lagi, dan ini benar-benar yang terakhir!" kata Kyôkô. Maka Gigas dan Phaeton menyusun rencana baru. Kali ini mereka memanggil Crystal Saint, guru Hyôga. Ketika diberitahu tentang rencana Gigas, Crystal Saint terang-terangan menolak. Gigas dan Phaeton yang marah menyuruh sejumlah orang menyerang Crystal Saint. Namun semua tak berdaya di tangannya. Ketika Crystal Saint hendak menghajar Gigas, Kyôkô datang. Cosmo dari serangan Kyôkô menembus dahi Crystal Saint. Kini Crystal Saint telah berada di bawah pengaruh jahat Kyôkô.

Di Kido Mansion, Seiya, Shiryû, dan Hyôga melepas keberangkatan Shun dan Saori yang akan mengungsi ke tempat aman dengan membawa topeng Gold Cloth. "Aku mau mengunjungi Crystal Saint, ah!" kata Hyôga kemudian. "Aku juga mau bertemu dengan Marin," kata Seiya.

Maka Seiya kembali ke Sanctuary. Di tengah jalan ia dicegat sejumlah anggota pasukan Sanctuary. Tanpa kesulitan berarti Seiya memukul jatuh mereka semua. Lalu Shaina muncul, "Kali ini aku ingin kita bertarung dengan sungguh-sungguh. Bukan karena aku perempuan," kata Shaina. Seiya pun mengenakan Pegasus Cloth, dan mereka berdua bertarung dengan sengit. Seiya melepaskan Pegasus Ryûsei Ken, sedangkan Shaina melancarkan Thunder Claw.
Benturan kedua jurus itu menimbulkan ledakan yang dahsyat, sampai-sampai semua orang yang ada di situ terhempas.

Shaina lebih dulu bangkit lagi dan segera mencekik Seiya. Ketika ia hendak melepaskan pukulan terkuatnya, Marin datang. "Apa yang kau lakukan di sini, Seiya?" hardik Marin. "Aku ingin bertemu dengan Marin," sahut Seiya. Marin tak mau mendengarkan alasan Seiya dan langsung menghajarnya berkali-kali, tapi diam-diam ia berbisik, "Cepat kembali! Hyôga dalam bahaya!" Seiya pun bergegas pergi dari Sanctuary.

Di Siberia, Hyôga terheran-heran karena desa Kohotek sepi, tak berpenghuni. "Ada apa ini?" gumamnya. Ia melihat Yakov dan segera menyambutnya. "Hyôga, telah terjadi hal yang aneh di sini," kata Yakov. "Hal aneh?" ulang Hyôga. "Lalu bagaimana dengan Crystal Saint?" "Justru itu," jawab Yakov. "Dialah penyebabnya." Hyôga kaget bukan main. Ia segera menemui Crystal Saint. "Guru, apa yang terjadi?" tanya Hyôga. Bukannya menjawab, Crystal Saint malah melancarkan pukulan ke perut Hyôga.























Hijô! Oorora no Taiketsu
(Dahsyat! Pertempuran Aurora)
Hyôga tak habis pikir mengapa Crystal Saint malah menghajarnya. "Orang ini bukan Crystal Saint, guruku," gumamnya dalam hati, lalu segera pergi meninggalkan tempat itu. Tak lama kemudian Crystal Saint menderita sakit kepala yang luar biasa. Berulang kali ia terbayang ketika cosmo Kyôkô menembus otaknya.

Di Rozan, Shiryû tercengang mendengar perkataan Rôshi bahwa Kyôkô telah berubah, bahwa yang memerintah sekarang adalah Kyôkô yang baru.

Kembali ke Siberia, penduduk desa Kohotek tengah menjalani kerja paksa. Seorang lelaki tua yang bekerja lamban dicambuk oleh petugas, bahkan pemuda yang hendak menolongnya ditembak mati. Di tempat lain, Hyôga keluar dari rumah Yakov dengan mengenakan Cygnus Cloth.

Tak lama kemudian Yakov yang tertidur dibangunkan oleh Seiya. Setelah mengetahui bahwa Seiya adalah teman Hyôga, Yakov mengajaknya ke tempat kerja paksa. Sementara itu Hyôga sudah tiba di sana lebih dulu. Petugas bersenjata memberondonginya dengan peluru, tapi tak sebutir pun yang mengenainya. Mereka lari ketakutan karena mengira Hyôga hantu. "Semuanya, ayo kembali ke desa," ajak Hyôga. Tapi saat itu pula Crystal Saint muncul.

Hyôga beradu pukulan dengan gurunya, namun dia kalah. Crystal Saint bahkan berhasil membekukan kedua kakinya dan menghajarnya sampai babak belur. Seorang petugas yang masih ada di situ hendak menembak kepala Hyôga, namun semua peluru yang ditembakkannya ditahan oleh Seiya. "Hyôga, Crystal Saint jadi begitu setelah ia pergi ke Sanctuary," kata Seiya. Hyôga kaget dan heran mendengarnya. "Sadarlah, Crystal Saint!" seru Seiya sambil menyalakan cosmo-nya, tapi Hyôga menahannya. "Jangan, Seiya. Biar aku yang menghadapinya," kata Hyôga.

Kali ini Hyôga dan Crystal Saint saling beradu jurus Diamond Dust. Jurus Hyôga kalah, namun Crystal Saint pun kembali mengalami sakit kepala yang hebat. Keduanya lalu kembali berdiri dan menghimpun cosmo. Belum sempat Crystal Saint melepaskan tinju, lagi-lagi kepalanya terasa sakit, sementara Hyôga sudah melesakkan Diamond Dust ke arahnya. Crystal Saint tak sempat mengelak dan terhempas dengan keras.

Saat ia membuka kedua matanya, tampak pandangan sudah kembali seperti semula, namun Hyôga dan Seiya tak melihatnya. Crystal Saint bangkit lagi dan menghimpun segenap kekuatannya, melepaskan butiran-butiran kristal yang meruntuhkan bangunan yang tadi dikerjakan orang-orang desa. Setelah itu ia terkapar. Hyôga dan Seiya berlari menghampirinya. Tapi Crystal Saint tak mampu bertahan. Sambil meneteskan air mata ia menghembuskan nafas terakhirnya.
Honô no Fukkatsu! Fujimi no Ikki
(Bangkit dari Api! Ikki yang Tak Pernah Mati)
Karena Crystal Saint pun gagal dimanfaatkan, Gigas menyuruh Ennetsu Saint untuk merampas topeng Gold Cloth. Mereka pergi ke Kido Mansion dan membakarnya sampai habis. Saori sedih bukan main saat melihat berita di TV tentang kebakaran itu. Ia meminta Tatsumi pergi ke sana untuk melihat keadaan, namun Shun mencegahnya dengan alasan si pelaku pasti mengincar topeng Gold Cloth. Tapi Tatsumi tetap pergi tanpa sepengetahuan Saori. Hasilnya, ia ditangkap oleh Gigas dan Ennetsu Saint yang memang mengintai di dekat Kido Mansion.

Setelah berhasil membuka mulut Tatsumi mengenai tempat persembunyian Saori, Gigas, Ennetsu Saint, dan sejumlah anggota pasukan bergegas ke sana. Shun yang mendengar kedatangan mereka segera mengenakan Andromeda Cloth dan mencegat mereka di luar. Ia menggunakan Andromeda Nebula sebagai pertahanan. "Apa rantaimu itu tahan terhadap tinju apiku?" tantang Ennetsu Saint sambil melancarkan pukulan. Shun membalas dengan Nebula Chain dan berhasil.

Tapi ternyata Ennetsu Saint mengarahkan api ke rumah Saori. Dan tak hanya rumah, pohon-pohon di sekitar situ juga ikut terbakar. Lalu Ennetsu Saint melepaskan jurus terkuatnya. Shun berusaha menahan, namun api malah mengelilinginya. Seiya dan Hyôga yang melihat api besar dari kejauhan segera mempercepat langkah mereka.

Sementara Shun terperangkap dalam kobaran api, Gigas mendobrak rumah Saori dan memaksanya menyerahkan topeng Gold Cloth. "Kalau tidak, Andromeda takkan selamat," ancamnya. Saori setuju, namun belum sempat Gigas mengambil topeng yang disodorkan Saori, sebuah cosmo berhembus. Cosmo itu lalu masuk ke dalam api yang mengurung Shun, dan membentuk burung Phoenix. Ennetsu Saint terheran-heran melihat sesosok tubuh muncul dari dalam api. Phoenix Ikki melangkah keluar dari kobaran api sambil menggendong Shun.

Ennetsu Saint kembali melancarkan serangan, kali ini kepada Ikki. Dengan mudah Ikki menahannya dengan satu tangan dan membalikkannya, lalu melepaskan Phoenix Gen Ma Ken. Dalam ilusinya, Ennetsu Saint melihat api mengejar-ngejar dirinya dan tinjunya malah berbalik menyerang dia. Rasa ketakutan yang amat besar dari ilusi itu menyebabkan Ennetsu Saint terjatuh dari tebing curam.

Sementara itu Ikki kembali menghampiri Shun yang masih lemah. Shun sangat bahagia melihat abangnya hidup dan telah kembali menjadi Ikki yang dahulu dikenalnya. Saori serta Seiya dan Hyôga yang telah tiba di situ pun tak kalah gembira menyambut kembalinya Ikki.
Iku zo! Ore tachi no Tabidachi
(Ayo! Perjalanan Kita)
Teks & gambar: RAW
Sehari sebelum berangkat ke Sanctuary, Saori, Seiya, Hyôga, dan Shun berkunjung ke Hoshi no Ko Gakuen. Melihat Akira, Makoto, dan anak-anak lain bermain bola, ketiga Bronze Saint kembali terkenang saat-saat ketika mereka masih kecil. Akhirnya mereka pun ikut bermain bersama anak-anak itu. Menjelang malam, mereka berpamitan. Saori melihat kesedihan di wajah Miho sehingga ia menyuruh Seiya tinggal, sementara ia pulang bersama Hyôga dan Shun.

Miho ternyata sedih memikirkan kepergian Seiya ke Sanctuary. Dulu ia juga merasakan hal yang sama ketika Seiya akan berangkat untuk berlatih. Miho takut Seiya akan mati terbunuh di sana, namun Seiya meyakinkan Miho bahwa ia akan kembali ke Jepang dengan selamat.

Hari keberangkatan pun tiba. Pesawat pribadi telah siap mengantar Saori dan ketiga Bronze Saint ke Sanctuary. Tatsumi dan para Steel Saint mengantar keberangkatan mereka. Namun sampai pada waktu yang telah ditentukan, Shun belum juga muncul, padahal biasanya dia yang paling tepat waktu.

Ternyata Shun dicegat oleh June, temannya dari Pulau Andromeda. Shun terkejut dan sedih mendengar kabar bahwa pulau tempatnya berlatih telah hancur dan Albior, gurunya, tewas. Kata June, rencana keberangkatan Shun ke Sanctuary membuat Kyôkô marah. Ia mengirim Scorpion Milo ke Pulau Andromeda untuk menggertak Shun. Namun karena Albior tidak mempedulikan ancaman itu, Pulau Andromeda pun musnah dan Albior terbunuh. Tak lama setelah itu muncul Leda dan Spica, yang dahulu juga berlatih bersama-sama Shun di Pulau Andromeda. Mereka menyuruh Shun membatalkan kepergiannya ke Sanctuary. Karena Shun menolak, mereka berdua menghajar Shun sampai babak-belur. June yang berusaha membantu Shun juga dihajar hingga pingsan oleh Leda.

Daichi, Shô, dan Ushio mencari Shun ke mana-mana, tapi tidak juga menemukannya. Saori, Seiya, dan Hyôga semakin cemas.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar